radioku Fm

Selasa, 16 November 2010

Hukum ohm

Dalam hukum Ohm diketahui bahwa
nilai resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus dan tegangan
yang mengalir melalui resistor
tersebut. Artinya semakin tinggi nilai
resistansi atau hambatan maka nilai
tegangan dan arus yang mengalir
akan semakin kecil.
Dimana:
V = tegangan dengan satuan Volt
I = arus dengan satuan Ampere
R = resistansi dengan satuan
Resistansi
P = daya dengan satuan Watt
Sumber bacaan:
http://id.wikipedia.org/wiki/
Hukum_Ohm
http://id.wikipedia.org/wiki/
Hambatan_listrik
http://
mamas86.wordpress.com/2008/07/
17/resistor/
Related posts:
Mengenal Komponen Elektronika:
Resistor (part-1)
Mengenal Komponen Elektronika:
Resistor (part-2)
Software Khusus Untuk
Menghitung Nilai Resistor
Tags: ampere, arus, hambatan,
hukum ohm, ohm, resistansi,
Resistor, tegangan, volt, watt,
Artikel lengkap klikTitik RESISTOR

Rabu, 29 September 2010

MO DC AWAL

Latar Belakang
Teknologi motor listrik kini telah
menjadi bagian hidup manusia
sehari-hari yang sangat dekat
hubungannya. Manusia
memanfaatkan teknologi ini tidak
hanya dalam bidang industri namun
dalam bidang kehidupan pribadi
rumah tangga.
Teknologi penggerak motor di
industri sudah menggunakan
mikrokontroler sebagai sistim
kendali, dengan menggunakan
mikrokontroler IC (integrated circuit)
menjadi lebih sedikit. Hal tersebut
karena fungsi-fungsi komponen
tersebut ada pada mikrokontroler.
Mikrokontroler merupakan sebuah
prosesor keping tunggal (single chip
prosesor) yang berfungsi sebagai
kendali rangkaian elektronik, yang
memiliki daya rendah, dan performa
tinggi. Dalam perkembanganya,
mikrokontroler telah mengambil
peranan penting dalam dunia sistem
elektronika, pemaanfaatan chip
mikrokontroler ini dapat di
pergunakan untuk aplikasi dalam
dunia industri.
Dalam mikrokontroler terdapat
fungsi untuk membangkitkan PWM.
Ada beberapa jenis inverter
diantaranya adalah inverter PWM
(Pulse Width Modulation).
Keuntungan operasi inverter PWM
sebagai teknik konversi dibanding
dengan jenis-jenis inverter lainnya
adalah rendahnya derau pada
tegangan keluaran dibanding
dengan jenis inverter lainnya. Selain
itu teknik PWM sangat praktis dan
ekonomis untuk diterapkan berkat
semakin pesatnya perkembangan
komponen semikonduktor, terutama
komponen daya yang mempunyai
waktu penyaklaran sangat cepat.
Pada pengendalian kecepatan motor
DC, inverter PWM mempunyai
kelebihan yaitu mampu
menggerakkan motor induksi
dengan putaran halus dan rentang
yang lebar. Selain itu apabila
pembangkitan sinyal PWM dilakukan
secara digital akan dapat diperoleh
unjuk kerja sistem yang bagus
karena lebih kebal terhadap derau.
Atas dasar itu, maka perancangan
alat ini bertujuan untuk dapat
mengatur kecepatan putaran motor
yang diaplikasikan pada ban berjalan
pada sistem pengering gabah
otomatis. Perancangan alat ini
membutuhkan tiga buah perangkat
penting, yaitu mikrokontroler
sebagai pengendali, sensor sebagai
pengindra dan motor dc sebagai
penggerak.
1.2. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang, maka masalah
dibatasi pada merancang alat
pengatur kecepatan putaran motor
DC dengan menggunakan
mikrokontroler.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah
maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “
Bagaimana sistem kendali motor
penggerak ban berjalan pada sistem
pengering gabah otomatis berbasis
mikrokontroler ?”
1.4. Tujuan
Tujuan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Merancang alat pengatur
kecepatan motor dc dengan
menggunakan mikrokontroler pada
ban berjalan.
2. Membuat program pengendali
motor dc menggunakan bahasa
pemrograman dengan perangkat
lunak Code Vision.
1.5. Manfaat
Adapun manfaat alat ini, diharapkan
dapat berguna antara lain:
1. Dalam bidang industri dapat
dikembangkan sebagai pengatur
kecepatan motor dc pada conveyor
atau alternatif solusi lainnya.
2. Menggantikan alat manual dengan
alat yang menggunakan kontrol
yang lebih modern

sistem kendali

istem adalah sekumpulan
komponen fisik yang membentuk
fungsi tertentu. Oleh karenanya
sistem kendali dapat didefinisikan
sebagai: suatu sistem yang
memperoleh pengendalian pada
besaran fisiknya melalui
pengendalian masukannya.
Selanjutnya untuk mengendalikan
besaran fisik yang diinginkan dapat
kita lakukan dengan teknik analog
atau digital. Sedangkan jenis teknik
yang dipergunakan menentukan
klasifikasi system kendali.
Dalam sistem kendali harus ada
sesuatu yang dikendalikan. Dalam
bidang teknik sesuatu itu adalah
sistem fisis yang merupakan
sekumpulan peralatan mekanis,
elektris, kimiawi dan sebagainya.
Sistem fisis yang diatur dalam sistem
kendali selanjutnya disebut plant.
Besaran fisik yang dihasilkan oleh
plant disebut output atau lebih
khusus output dari plant. Sedangkan
besaran yang memberikan suatu
aksi atau pengaruh terhadap plant
disebut input.
Pada pengendalian kecepatan motor
DC dengan metode umpan balik,
masukan dari sistem adalah
kecepatan. Masukan ini kemudian
dibandingkan dengan kecepatan
motor DC yang sebenarnya. Selisih
dari masukan dan kecepatan
sebenarnya menghasilkan kesalahan
(error). Kesalahan inilah yang akan
dikompensasi oleh pengendali. Blok
diagram sistem pengendali
kecepatan motor DC ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar .1 Diagram Kendali
Kecepatan Motor DC
2.2 Motor DC
Motor DC adalah sebuah mesin listrik
yang berfungsi mengubah tenaga
listrik DC menjadi tenaga mekanik
(gerak). Tenaga gerak tersebut
berupa putaran motor. Simbol motor
DC dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Simbol Motor DC
a. Prinsip Kerja Motor DC
Prinsip dasar dari motor arus searah
(motor DC) adalah jika sebuah kawat
berarus diletakkan antara kutub
magnet utara dan selatan, maka
pada kawat itu akan bekerja suatu
gaya gerak listrik yang akan
menggerakkan kawat itu.
b. Membalik Arah Putaran Motor DC
Untuk membalik arah putaran DC
dapat dilakukan dengan membalik
arah arus jangkar. Misalkan mula-
mula arah putaran ke kanan, untuk
mengubah arah putaran ke kiri
dilakukan dengan membalik arah
arus jangkar, atau pada prinsipnya
sama dengan membalik polaritas
motor pada klemnya.
c. Konstruksi Motor DC
Motor arus searah secara garis besar
memiliki dua bagian yaitu :
1) Stator
Stator merupakan bagian motor arus
searah yang tidak bergerak atau
diam yang meliputi :
a) Badan Motor
Fungsi utama dari badan motor
adalah sebagai bagian dari tempat
mengalirnya flux magnet yang
dihasilkan kutub-kutub magnet.
Disamping itu badan magnet
berfungsi untuk meletakan alat-alat
tertentu dan melindungi bagian-
bagian mesin lainnya. Pada badan
motor terdapat terminal box yang
merupakan tempat ujung-ujung
lilitan penguat megnet dan lilitan
jangkar.
b) Inti Kutub Magnet
Setiap motor mempunyai inti kutub
magnet yang berfungsi
menghasilkan medan magnet.
c) Sikat
Fungsi dari sikat adalah jembatan
bagi aliran arus dari lilitan jangkar
dengan sumber tegangan. Agar
gesekan antara komutator-
komutator dan sikat tidak
menyebabkan ausnya komutator,
maka sikat dibuat lebih lunak.
2) Rotor,
Rotor bagian dari motor arus searah
yang berputar, terdiri dari:
a) Jangkar
Jangkar berbentuk silinder yang
diberi alur-alur pada pemukaanya,
untuk melilitkan kumparan-
kumparan tempat terbentuknya ggl
induksi.
b) Lilitan Jangkar
Merupakan bagian yang penting
pada motor arus searah karena
merupakan tempat timbulnya torsi.
Kumparan biasanya terdiri dari
beberapa lilitan, yang dihubungkan
satu sama lain membentuk belitan.
c) Komutator
Komutator berfungsi sebagai
penyearah mekanik, terbuat dari
bahan campuran tembaga dan
diantara komutator-komutator
terdapat bahan isolator. Komutator
juga berfungsi untuk mengumpulkan
ggl induksi yang terbentuk pada sisi
kumparan.
2.3 Penggerak Motor
IC L298 adalah pengendali motor
yang sangat sederhana untuk
digunakan dan dapat menggantikan
relay sebagai pengendali motor
umumnya. L298 merupakan IC Dual
Full Bridge Driver dengan
kemampuan beroperasi pada
tegangan dan arus tinngi. Tegangan
maksimum yang dapat diterima
sebesar 50 volt dan arus yang dapat
diterima sebesar 4 ampere. IC ini
memiliki 2 masukan yang masing
masing masukan dapat bekerja
sendiri atau secara bersamaan
tergantung dari pengaktifan enable.
Pin 5 dan 7 sebagai masukan
pertama lalu sebagai outputnya pin
2 dan 3 untuk mengaktifkan bagian
ini enable pada pin 6 harus di beri
logika high, untuk pemberian
sumber tegangan motor terdapat
pada pin 4, pin ini mampu menerima
tegangan maksimum 50 volt dengan
arus 4 ampere, sedangkan untuk
sumber tegangan IC sendiri
teradapat pada pin 9. dapat dilihat
pada gambar 3 kofigurasi pin dan
bentuk fisik L298

MAKRO KONTROREL

Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu IC
dimana terdapat mikroprosesor dan
memori program (ROM) serta
memori serbaguna (RAM), bahkan
ada beberapa jenis mikrokontroler
yang memiliki fasilitas ADC, PLL, dan
EEPROM dalam satu kemasan.
Penggunaan mikrokontroler dalam
bidang kendali sangat luas dan
populer.
Ada beberapa vendor yang
membuat mikrokontroler
diantaranya Intel, Microchip,
Winbond, Atmel, Philips, Xeremics
dan lain-lain. Dari beberapa vendor
tersebut yang paling popular
digunakan adalah mikrokontroler
buatan Atmel. Mikrokontroler AVR
(Alf and Vegard’s Risc prosesor)
memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana
semua instruksi dikemas dalam kode
16-bit (16-bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1
(satu) siklus clock, berbeda dengan
instruksi MCS 51 yang membutuhkan
12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi
karena kedua jenis mikrokontroler
tersebut memiliki arsitektur yang
berbeda.
AVR berteknologi RISC (Reduce
Instruction Set Computing),
sedangkan seri MCS 51 berteknologi
CISC (Complex Instruction Set
Computing). Secara umum, AVR
dapat dikelompokkan menjadi 4
kelas, yaitu keluarga ATtiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega,
dan AT86RFxx.
Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori,
peripheral dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang
digunakan, mereka bisa dikatakan
hampir sama. Perbedaannya hanya
pada fasilitas dan I/O yang tersedia
serta fasilitas lain seperti ADC,
EEPROM dan lain sebagainya.
2.4.1 AVR ATmega8535
ATmega8535 adalah mikrokontroler
standar CMOS 8-bit berdaya rendah
yang memiliki arsitekstur AVR RISC
(Reduced Instruction Set Computer)
dimana semua intruksi dikemas
dalam kode 16-bit. Setiap instruksi,
dengan menggunakan
mikrokontroler Atmega16 ini, dapat
dieksekusi dalam satu siklus clock
osilator, dan keluarannya bisa
mencapai hampir sekitar 1 MIPS
(Million Instruction Per Second) per
MHz, sehingga konsumsi daya bisa
optimal dan kecepatan proses
eksekusi menjadi maksimal.
2.4.2 Fitur-Fitur ATmega8535
Mikrokontroler ATmega8535 memilki
fitur-fitur utama, antara lain sebagai
berikut: Mikrokontroler ATmega8535
memilki fitur-fitur utama, antara lain
sebagai berikut:
a. 8 KByte untuk System
Programmable Flash pada Read-
While-Write (ROM)
b. Memori data EEPROM 512 Byte
c. Memori data SRAM internal 512
Byte
d. 32 jalur Input-Output
e. 32 Register umum
f. 3 Flexible Timer/ counter dengan
Compare-Modes
g. Internal dan ekstenal Interupt
h. Pemrograman serial dengan
USART
i. Interface serial Two wire sebesar 1
Byte
j. 8 Single Ended Channels, 10 bit
untuk ADC, dan 4 channel PWM
k. Watchdog timer yang dapat
diprogram dengan Internal Oscillator
l. Sebuah serial port SPI
m. 6 pilihan software dengan Power
Save Mode yaitu Idle, ADC Noise
Reduction, Power Save, Power
Down, Standby dan Extended
Standb .
2.4.3 Blok Diagram Mikrokontroler
ATmega8535
Blok diagram mikrokontroler
ATmega8535 dapat dilihat pada
gambar 4
Gambar 4. Blok Diagram
Mikrokontroler ATmega8535
2.4.4 Konfigurasi Pin Mikrokontroler
Konfigurasi pin mikrokontroler
dapat dilihat pada gambar 5
Gambar 5. Konfigurasi Pin ATmega
8535
Dari gambar tersebut secara
fungsional konfigurasi pin
ATmega8535 adalah sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi
sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0-PA7) merupakan pin I
\O dua arah dan ADC.
4. Port B (PB0-PB7) merupakan pin I
\O dua arah dan fungsi khusus, yaitu
timer/counter, comparator analog,
dan SPI.
5. Port C (PC0-PC7) merupakan pin I
\O dua arah dan fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan timer
oscillator.
6. Port D (PD0-PD7) merupakan pin I
\O dua arah dan fungsi khusus, yaitu
komparator analog, instrupsi
eksternal, dan komunikasi serial.
7. RESET merupakn pin yang
digunakan untuk men-reset
mikrokontroller.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin
masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan
tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan
tegangan referensi ADC.
2.4.5 Organisasi Memori
Mikrokontroler ATmega8535
memiliki 3 jenis memori yaitu memori
program, memori data, dam memori
EEPROM. Ketiga memori tersebut
memilki ruang sendiri dan terpisah.
a. Memori program
ATmega 8535 memilki kapasitas
memori program sebesar 8Kbyte
yang terpetakan dari alamat 0000h –
FFFFh, seperti pada gambar 6.
Dimana masing-masing memilki lebar
data 16 bit. Sehingga organisasi
memori program seperti ini sering
dituliskan dengan 4K x 16 bit.
Memori program ini terbagi menjadi
2 bagian yaitu bagian program boot
dan bagian program aplikasi. Jika
tidak menggunakan fitur boot laeder
flash maka semua kapasitas memori
program dapat digunakan untuk
program aplikasi. Tetapi jika kita
menggunakan fitur boot leader flash
maka pembagian ukuran kedua
bagian ini ditentukan oleh BOOTSZ
fuse.
Gambar 6. Memori program
b. Memori data
ATmega8535 memilki kapasitas
memori data sebesar 608 byte yang
terbagi menjadi 3 bagian yaitu
register serbaguna, register I/O dan
SRAM.
Pembagian memori data dapat
dilihat pada gambar 7.
c. Memori EEPROM
ATmega8535 memiliki memori
EEPROM sebesar 512 byte yang
terpisah dari memori program
maupun memori data. Memori
EEPROM ini hanya bisa diakses
dengan menggunakan register-
register I/O yaitu register EEPROM
Address (EEARH-EEARL), regidter
EEPROM data (EEDR) dan register
EEPROM control ( EECR). Untuk
mengakses memori EEPROM ini
diperlukan seperti mengakses data
eksternal sehingga waktu eksekusi
relative lebih lama bila di
bandingkan dengan mengakses data
dari SRAM.
Gambar 7. Pembagian Memori data
2.4.6 TIMER/COUNTER ATmega8535
ATmega 8535 memiliki 3 modul
timer/counter yang terdiri dari 2
buah timer/counter 8 bit dan 1 buah
timer/counter 16 bit. Ketiga modul
timer/counter ini dapat diatur dalam
mode yang berbeda secara individu
dan tidak saling mempengaruhi satu
sama lain. Selain itu semua timer/
counte rjuga dapat difungsikan
sebagai sumber interupsi. Masing-
masing timer/counter ini memilki
register tertentu yang digunakan
untuk mengatur mode dan cara
kerjanya tetapi ada 2 register yang
digunakan secara bersama-sama
yaitu register TIMSK dan register
TIFR.
a. Timer/Counter 0
Timer/conter 0 merupakan modul
timer/counter 8 bit yang dapat
berfungsi sebagain pencacah
tunggal, pembangkit pwm 8 bit,
pembangkit frekuensi, pencacah
kejadian eksternal, pembangkit
interupsi overflow dan pembangkit
interupsi output compere match.
Mode kerja timer/counter 0 dapat
ditentukan dengan mengatur
register TCCR0, TCNT0, dan OCR0
serta TIMSK dan TIFR.
b. Timer/Counter 1
Timer/counter 1 merupakan modul
timer/counter 16 bit yang dapat
difungsikan sebagai pencacah
tunggal, pembangkit PWM 16 bit,
pembangkit frekuensi, pencacah
event eksternal, dan sebagai
pembangkit interupsi yang terdiri
dari 4 sumber pemicu yaitu 1
interupsi overflow, 2 interupsi
output compere match dan 1
interupsi input capture.
Mode kerja timer/counter 1 dapat
ditentukan dengan mengatur
register TCCR1A, TCCR1B, TCNT1H,
TCNT1L, OCR1A, OCR1B, serta TIMSK
dan TIFR
2.5 Sensor
Sensor adalah bagian dari piranti
ukur sistem kendali yang langsung
menanggapi adanya penyimpangan
dari acuan dan mengolah
simpangannya menjadi isyarat.
Acuan yang dimaksud dapat berupa
cahaya, bunyi, suhu, dan lain
sebagainya. Persyaratan kualitas
yang harus dipenuhi sensor adalah
sebagai berikut:
a) Linieritas
Konversi harus benar-benar
porposional, jadi karakteristik
konversi harus linier.
b) Tidak tergantung suhu
Keluaran converter tidak boleh
bergantung pada suhu sekitarnya,
kecuali sensor suhu.
c) Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu
yang diperlukan keluaran sensor
secara mendadak. Sensor harus
berubah cepat bial nilai masukan
pada sistem tempat berubah.
d) Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih
sedemikian rupa, sehingga pada
nilai-nilai masukan yang didapat
diperoleh tegangan listrik yang
cukup besar.
e) Batas terendah dan tertinggi
Batas-batas tersebut adalah nilai
frekuensi masukan periodik
terendah dan tertinggi yang masih
dapat dikonversi oleh sensor secara
benar.
f) Stabilitas waktu
Untuk nilai masukan tertentu, sensor
harus dapat memberikan keluaran
yang tetap nilainya dalam waktu
yang sama. Sayangnya, kebanyakan
nilai komponen elektronika berubah
seiring dengan waktu.
Dari beberapa syarat yang telah
dipaparkan di atas untuk tingkat
kualitas, suatu sensor haruslah
ditinjau kualitas yang ditawarkan
dari sensor tersebut.
Berikut ini akan dijelaskan tentang
berbagai macam sensor yang kami
gunakan dalam pembuatan Tugas
Akhir .
2.5.1 Sensor Kecepatan
Untuk mengukur kecepatan putar
motor digunakan sensor optik
berupa sepasang pemancar dan
penerima infra merah yang sering
disebut optocoupler. Sensor optik ini
membaca piringan berlubang yang
dipasang pada poros motor.
Banyaknya lubang sangat
mempengaruhi ketelitian
pembacaan kecepatan.

sensor foto elektrik

ensor Fotoelektrik
Sensor Fotoelektrik adalah
perangkat komponen yang kerjanya
dipengaruhi dengan kuat tidaknya
cahaya yang diterima. Sensor
fotoelektrik ini dapat dijadikan
saklar elektronik dalam arti memiliki
fungsi kerja dalam keadaan ON-OFF,
yaitu ketika ada tidaknya
penghalang yang melewatinya
sehingga kuat tidaknya cahaya
diteruskan ke penerima, maka
dengan sensor ini dapatlah
mendeteksi penghalang tersebut.
Salah satu aplikasi sensor
fotoelektrik adalah reflective
optosiolator atau yang dikenal
dengan reflective optocoupler.
Reflective optocoupler adalah sensor
fotoelektrik yang terdiri dari sebuah
LED yang memancarkan cahaya
inframerah dan sebuah foto dioda
atau foto transistor. LED dan foto
transistor termuat dalam suatu pak
yang didesain dengan fungsi kerja
pantulan dengan dua sambungan
masukan dan dua sambungan
keluaran . Simbol skema dapat
dilihat pada gambar 9.

MO LET INFRA MERAH

LED Infra Merah
LED infra merah (infrared)
merupakan piranti semikonduktor
dimana bila arus mengalir maka akan
memancarkan cahaya infra merah.
LED infra merah terbuat dari bahan
Gallium Arsenida atau Fosfida Gallium
(GaAs atau GaP) dan ditempatkan
dalam suatu wadah yang tembus
pandang.
Dilihat dari bentuknya LED banyak
macamnya, tetapi cahaya yang
dipancarkan LED merah infra
berbeda dengan LED yang
berwarna-warni, cahayanya kasat
mata atau tak tampak. Keuntungan
LED adalah dapat memancarkan
cahaya yang menyebar, lurus, dan
memantul, memiliki panjang
gelombang antara 0,88 µm sampai
0,94 µm, awet dan tahan lama, dan
harganya relatif murah.
Sama halnya dengan dioda, LED infra
merah hanya akan aktif apabila arus
dibias maju (forward). Apabila LED
infra merah dibias maju, aliran
elektron mengalir melewati tahanan
sambungan dan pada saat itu diubah
langsung menjadi energi cahaya
yang memancar. Proses dasar dari
cara kerja sebuah LED biasa disebut
electroluminescence dapat dilihat
pada gambar 10
Gambar 10. Proses Kerja LED
2.5.4 Komparator
IC komporator yang digunakan
adalah LM358, LM358 merupakan IC
Opperational Amplifier dengan dua
input (inverting dan not-inverting).
IC ini berfungsi sebagai comparator
atau pembanding. Jadi, tegangan
antara phototransistor dan
tegangan referensi (dalam hal ini
menggunakan potensiometer)
dibandingkan. Jika tegangan
referensi dihubungkan ke inverting
dan lebih besar nilai tegangannya,
maka hasil outputnya mendekati
VCC, begitu pula sebaliknya. Jika
dihubungkan ke not-inverting dan
lebih besar tegangannya maka
outputnya akan mendekati nol.
Dapat dilihat pada gambar 11 simbol
IC LM358
Gambar 11. Simbol IC LM358
2.5.5 Inverter
IC TTL 7414 schmit trigger inverters
merupakan suatu contoh kategori
rangkaian yang dikenal sebagai
pembanding tegangan. Rangkaian
ini mendeteksi bila suatu tegangan
telah melintasi suatu peringkat
tertentu.
Pembanding sangat berguna dalam
mengubah analog ke digital,
terutama sangat berguna sebagai
suatu piranti pengkondisi sinyal. Jika
diberikan suatu gelombang sinus,
segitiga, atau dalam bentuk
gelombang lainnya, schmit trigger
akan menghasilkan suatu keluaran
squarewave dengan pinggiran naik
dan pinggiran turun yang tajam,
waktu bangkit yang cepat ini sangat
dibutuhkan karena rangkaian-
rangkaian digital dimaksudkan
untuk bekerja dengan tegangan
input dua keadaan, yaitu low (0) dan
high (1).
2.6 Pemrograman Mikrokontroler
Hal ini berkaitan dengan kompiler
yang digunakan yaitu
CodeVisionAVR khususnya
ATMega8535, sehingga beberapa
sintaks pemprogrammannya
terutama yang berkaitan dengan
akses register dan memori sedikit
berbeda dengan intruksi bahasa
Cpada umumnya. Meskipun demikian
perbedaan ini hanyalah sebagian
kecil saja. Secara konsep dan
sebagian besar sintaks
pemprograman yang ada dalam
bahasa C berlaku juga dikompiler
CodeVisionAVR.
a. Pengenal
Pengenal (identifier) merupakan
sebuah nama yang didefinisikan oleh
pemprogram untuk menunjukkan
identitas dari sebuah konstanta,
variabel, fungsi, label atau tipe data
khusus. Pemberian nama sebuah
pengenal dapat ditentukan bebas
sesuai keinginan pemprogram tetapi
harus memenuhi aturan berikut:
1. Karakter pertama tidak boleh
menggunakan angka.
2. Karakter kedua dapat berupa
huruf, angka, atau garis bawah.
3. Tidak boleh menggunakan spasi.
4. Bersifat Sensitive Case, yaitu huruf
kapital dan huruf kecil dianggap
berbeda.
Tidak boleh menggunakan kata-kata
yang merupakan sintaks maupun
operator dalam pemprograman C,
misalnya; void, short, if, int, include,
dll.
b. Tipe Data
Tipe-tipe data yang ada dalam
bahasa C dan yang dikenali oleh
Compiler CodeVisionAVR, dapat
dilihat pada tabel 1 tipe data bahasa
C
Tabel 1. tipe data bahasa C
Tipe Data Ukuran Jangkauan Nilai
Bit 1 bit 0 atu 1
Char 1 byte -128 s/d 127
Unsigned Char 1 byte 0 s/d 255
Signed Char 1 byte -128 s/d 127
Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Short Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Unsigned Int 2 byte 0 s/d 65.535
Signed Int 2 byte -32.768 s/d 32.767
Long Int 4 byte -2.147.483.648 s/d
2.147.483.647
Unsigned Long Int 4 byte 0 s/d
4.294.967.295
Signed Long Int 4 byte
-2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
Float 4 byte 1.2*10 ‾
Double 4 byte

Konstanta Variabel memory

c. Konstanta dan Variabel
Konstanta dan variabel merupakan
sebuah tempat untuk menyimpan
data yang berada didalam memori.
Konstanta berisi data yang nilainya
tetap dan tidak dapat diubah selama
program dijalankan, sedangkan
variabel berisi data yang bisa
berubah nilainya pada saat program
dijalankan. Untuk membuat sebuah
konstanta atau variabel maka kita
harus mendeklarasikannya terlebih
dahulu yaitu dengan sintaks sebagai
berikut:
Deklarasi Konstanta:
Const [tipe_data] [nama_kostanta] =
[nilai]
Deklarasi Variabel:
[tipe_data] [nama_variabel] = [nilai_
awal]
Pada deklarasi variabel, [nilai_awal]
bersifat opsional sehingga boleh diisi
boleh tidak. Nilai_awal merupakan
nilai default variabel tersebut dan
jika tidak diisi maka nilai defaultnya
adalah 0 (nol). Beberapa variabel
dengan tipe yang sama dapat
dideklarasikan dalam satu baris
seperti contoh berikut:
Char data_a, data_b, data_c;
d. Komentar
Komentar adalah tulisan-tulisan
yang tidak dianggap sebagai bagian
dari tubuh program. Komentar
digunakan untuk memberikan
penjelasan, informasi ataupun
keterangan-keterangan yang dapat
membantu mempermudah dalam
memahami kode program baik bagi
si pembuat program maupun bagi
orang lain yang membacanya.
Komentar yang hanya satu baris
ditulis dengan diawali ' / /'
sedangkan komentar yang lebih dari
satu baris diawali dengan '/*' dan
diakhiri dengan '*/'.
Selain digunakan untuk memberikan
keterangan program, komentar juga
dapat dipakai untuk membantu
dalam pengujian program yaitu
dengan menon-aktifkan dan
mengaktifkan kembali bagian
program tertentu selama proses
pengujian. Dengan cara seperti ini
tentu kita akan dapat lebih
menghemat waktu bila
dibandingkan dengan menulis dan
menghapus bagian program
tertentu berulang-ulang.
e. Preprosesor
Preprosesor digunakan untuk
mendefinisikan prosesor yang
digunakan, dalam hal ini adalah
untuk mendefinisikan jenis
mikrokontroler yang digunakan.
Dengan pengarah preprosesor ini
maka pendeklarasian register-
register dan penamaannya
dilakukan pada file lain yang
disisipkan dalam program utama
dengan sintaks sebagai berikut:
# include
Contoh:
# include
f. Pernyataan
Pernyataan adalah satu buah
intruksi lengkap yang berdiri sendiri.
Berikut adalah contoh sebuah
pernyatan:
PORTC = 0x0F;
Pernyataan diatas merupakan
sebuah intruksi untuk mengeluarkan
data 0x0F ke Port C.
g. Blok Pernyataan
Kumpulan beberapa pernyataan
yang berada dalam satu bagian
program disebut dengan blok
pernyataan. Satu blok pernyataan
ditandai dengan tanda '{' dan
diakhiri dengan tanda ' } '.
Contoh sebuah blok pernyataan:
{
PORTA=0X00; // pernyataan_1
PORTB=0X0f; // pernyataan_2
PORTC=0xFF; // pernyataan_3
}
h. Operator Pembanding
Operator pembanding adalah
operator yang digunakan untuk
membandingkan 2 buah data. Hasil
operator pembanding bukan berupa
nilai data tetapi hanya bernilai benar
('1') atau salah ('0') saja. Berikut
adalah tabel operator pembanding,
dapat dilihat pada tabel 2 operator
pembanding.
Tabel 2. Operator Pembanding
0perator Contoh Arti
= = x = = y Bernilai benar jika kedua
data sama dan bernilai salah jika
sebaliknya.
!= x!= y Bernilai benar jika kedua
data tidak sama dan bernilai salah
jika sebaliknya.
> x > y Bernilai benar jika data x lebih
besar dari y dan bernilai salah jika
sebaliknya.
< x < y Bernilai benar jika data x lebih kecil dari y dan bernilai salah jika sebaliknya. >= x > = y Bernilai benar jika data x
lebih besar atau sama dengan y dan
bernilai salah jika sebaliknya.
<= x < = y Bernilai benar jika data x lebih kecil sama dengan y dan bernilai salah jika sebaliknya. i. Operator Penugasan Operator penugasan digunakan untuk memberikan nilai atau memanipulasi data sebuah variabel. Berikut adalah operator yang termasuk dalam kategori operator penugasan, dapat dilihat pada tabel 3 operator penugasan. Tabel 3. operator penugasan Operator Keterangan = Operator untuk memberi nilai variabel. + = Operator untuk menambahkan nilai variabel - = Operator untuk mengurangi nilai variabel. * = Operator untuk mengalikan nilai variabel. / = Operator untukmembagi nilai variabel. % = Operator untuk memperoleh sisa pembagian. Selain operator penugasan diatas juga ada operator penugasan yang berkaitan dengan operasi bit dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. contoh operator penugasan dengan operasi bit Operator Contoh Arti & = x & = 1 Variabel x di-AND-kan dengan 1 | = x | = 1 Variabel x di-OR-kan dengan 1 ~ = x ~ = 1 X = ~ (1) → x = 0xFE ^ = x ^ = 1 Variabel x di-XOR-kan dengan 1 << = x << = 1 Variabel x digeser kiri 1 kali >> = x >> = 1 Variabel x digeser
kanan 1 kali
j. Operator Penambahan dan
Pengurangan
Operator penambahan dan
pengurangan adalah operator yang
digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan nilai sebuah variabel
dengan selisih, dapat dilihat pada
tabel 5 operator penambahan dan
pengurangan
Tabel 5. operator penambahan dan
pengurangan
Operator Keterangan
++ Operator untuk penambahan nilai
variabel dengan 1
-- Operator untuk pengurangan nilai
variabel dengan 1
k. Fungsi Pustaka
Bahasa C memiliki sejumlah fungsi
pustaka yang berada pada file-file
tertentu dan sengaja disediakan
untuk menangani berbagai hal
dengan cara memanggil fungsi-
fungsi yang telah dideklarasikan
didalam file tersebut. Dalam banyak
hal, pustaka-pustaka yang tersedia
tidak berbentuk kode sumber
melainkan dalam bentuk yang telah
dikompilasi. Pada saat proses linking,
ditulis oleh pemogram. Sintakas
untuk menggunakan fungsi pustaka
ini adalah sebagai berikut:
# include
Contoh:
# include
l. Pernyataan Nested IF
Pernyataan if bersarang (nested if)
adalah pernyataan if maupun if..else
dimana didalam blok pernyataan
yang akan dikerjakan terdapat
pernyataan if atau if..else lagi.
Contoh bentuk pernyataan if
bersarang 2-tingkat adalah sebagai
berikut:
if (kondisi_1)
{
if (kondisi_2)
{
// blok pernyataan_1 yang akan
dikerjakan
// jika kondisi_1 dan kondisi_2
terpenuhi
}
}
else
{
if (kondisi_3)
{
// blok pernyataan_2 yang akan
dikerjakan
// jika kondisi_1 dan kondisi_3
terpenuhi
}
}
m. Pernyataan While
Pernyataan while digunakan untuk
pengulangan sebuah pernyataan
atau blok pernyataan secara terus-
menerus selama kondisi tertentu
masih terpenuhi. Bentuk pernyataan
while adalah sebagai berikut.
while (kondisi)
{
// sebuah pernyataan atau blok
pernyataan
}
Jika pernyataan yang akan diulang
hanya berupa sebuah pernyataan
saja maka tanda { dan }bisa
dihilangkan.
n. Memanggil Assembler
Meskipun kita menggunakan bahasa
pemograman C, kita tetap bisa
menggunakan sintaks pemograman
assembler. Caranya adalah sebagai
berikut:
# asm
; intruksi-intruksi assembler
# endasm
2.7 PWM (Pulse Width Modulation)
Pulse Width Modulation (PWM)
adalah sebuah cara memanipulasi
lebar dari pulsa dalam perioda yang
konstan untuk mendapatkan
tegangan rata-rata berbeda.
Gambar 12. Sinyal PWM dengan
berbagai duty cycle
Pada gambar 12 menunjukkan tiga
sinyal PWM yang berbeda. Sinyal
yang paling atas menunjukkan sinyal
PWM dengan duty cycle 10%. Artinya
sinyal on selama 20% dari perioda
sinyal dan off selama 80 % sisanya.
Gambar yang lainnya menunjukkan
sinyal dengan duty cycle 50% dan
90%. Ketiga sinyal PWM tersebut
akan menghasilkan sinyal analog
yang berbeda. Sebagai contoh jika
supply tegangan sebesar 9V dan
duty cycle 20%, maka menghasilkan
1,8V.
Pada gambar 13 dapat dilihat
gambar pulsa PWM.
Gambar 13. Pulsa PWM
Keterangan gambar:
V0 : Tegangan Output (Volt)
VS : Tegangan Pulsa PWM (Volt)
t1 : Perioda pulsa high (Secon)
T : Periode pulsa (Secon)
Untuk membangkitkan sinyal PWM,
digunakan komparator untuk
membandingkan dua buah masukan
yaitu generator sinyal dan sinyal
referensi. Hasil keluaran dari
komparator adalah sinyal PWM yang
berupa pulsa-pulsa persegi yang
berulang-ulang. Durasi atau lebar
pulsa dapat dimodulasi dengan cara
mengubah sinyal referensi. Pada
gambar 13 (a). Komporator sinyal
PWM, (b). Referensi dan Sinyal PWm
(a)
(b)
Gambar 14. (a). Komparator sinyal
PWM
(b). sinyal Referensi dan sinyal PWM
2.8 LCD
LCD (Liquid Crystal Display) ialah
modul penampil yang banyak
digunakan karena tampilannya
menarik. LCD yang paling banyak
digunakan saat ini ialah LCD M1632
refurbish karena harganya cukup
murah. LCD M1632 merupakan modul
LCD dengan tampilan 2x16 (2 baris x
16 kolom) dengan konsumsi daya
rendah. Modul tersebut dilengkapi
dengan mikrokontroller yang
didesain khusus untuk
mengendalikan LCD. Chip HD44780
yang berfungsi sebagai pengendali
LCD memiliki CGROM (Character
Genarator Read Only Memory),
CGRAM (Character Generator Random
Access Memory), dan DDRAM (Display
Data Random Access Memory) . Pada
gambar 14 dapat dilihat konfigurasi
LCD
Gambar 15. Konfigurasi Pin LCD 2x16
2.9 Perangkat Lunak Pemrograman
CodeVisionAVR pada dasarnya
merupakan perangkat lunak
pemrograman mikrokontroler
keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada
tiga komponen penting yang telah
diintegrasikan dalam perangkat
lunak ini: Compiler C, IDE dan
Program generator.
Berdasarkan spesifikasi yang
dikeluarkan oleh pengusaha
pengembangnya, Compiler C yang
digunakan hampir
mengimplementasikan semua
komponen standar yang ada pada
bahasa C standar ANSI (seperti
struktur program, jenis tipe data,
jenis operator, dan library fungsi
standar-berikut penamaannya).
Tetapi walaupun demikian,
dibandingkan bahasa C untuk
aplikasi komputer, compiler C untuk
mikrokontroler ini memiliki sedikit
perbedaan yang disesuaikan dengan
arsitektur AVR tempat program C
tersebut ditanamkan (embedded).
Khusus untuk library fungsi,
disamping library standar (seperti
fungsi-fungsi matematik, manipulasi
String, pengaksesan memori dan
sebagainya), CodeVisionAVR juga
menyediakan fungsi-fungsi
tambahan yang sangat bermanfaat
dalam pemrograman antarmuka AVR
dengan perangkat luar yang umum
digunakan dalam aplikasi kontrol.
Beberapa fungsi library yang
penting diantaranya adalah fungsi-
fungsi untuk pengaksesan LCD,
komunikasi I2C, IC RTC (Real time
Clock), sensor suhu LM75, SPI (Serial
Peripheral Interface) dan lain
sebagainya.
Untuk memudahkan pengembangan
program aplikasi, CodeVisionAVR
juga dilengkapi IDE yang sangat user
friendly (lihat gambar 15). Selain
menu-menu pilihan yang umum
dijumpai pada setiap perangkat
lunak berbasis Windows,
CodeVisionAVR ini telah
mengintegrasikan perangkat lunak
downloader (in system programmer)
yang dapat digunakan untuk
mentransfer kode mesin hasil
kompilasi kedalam sistem memori
mikrokontroller AVR yang sedang
diprogram.
Selain itu, CodeVisionAVR juga
menyediakan sebuah tool yang
dinamakan dengan Code Generator
atau CodeWizardAVR (lihat gambar
16). Secara praktis, tool ini sangat
bermanfaat membentuk sebuah
kerangka program (template), dan
juga memberi kemudahan bagi
programmer dalam
penginisialisasian register-register
yang terdapat pada mikrokontroler
AVR yang sedang diprogram.
Dinamakan Code Generator, karena
perangkat lunak CodeVision ini akan
membangkitkan kode-kode program
secara otomatis setelah fase
inisialisasi pada jendela
CodeWizardAVR selesai dilakukan..

Rancangan Sensor Optocoulper

angkaian Sensor
Pada sistem ini rangkaian sensor
kecepatan menggunakan
optocoupler. Rangkaian ini bekerja
mendeteksi banyaknya putaran
yang dihasilkan PWM. Output dari
rangkaian ini akan masuk ke port
mikrokontroler sebagai data input
yang kemudian akan diproses.
Apabila sensor optocoupler pada
rangkaian terhalang, maka output
dari rangkaian ini akan memberikan
logika ’low’. Sedangkan apabila
sensor optocoupler pada rangkaian
ini tidak terhalamg, maka output
dari rangkaian ini akan memberikan
logika ’high’. Rangkaian sensor
kecepatan dapat dilihat pada
gambar 19.
Gambar 19. Rangkaian Sensor
kecepatan
Ketika tidak terhalamg photo
transistor tidak tersinar infrared,
maka V pada photo transistor
menjadi lebih tinggi dari V ref, dan
outpoutnya berlogika 1 (high)
sehingga pada kondisi ini indikator
LED akan menyala. Ketika terhalang
maka photo transistor akan tersinari
infrared yang memantul, maka V
pada photo transistor menjadi lebih
rendah dari V ref, dan outputnya
berlogika 0 (low) sehingga pada
kondisi ini indikator LED akan mati.
Pembandingan tegangan photo
transistor pada saat sensor
terhalang atau tidak terhalang
dengan tegangan referensinya
dilakukan oleh IC LM358. Keluaran
dari IC LM358 itu lalu dibalik oleh IC
7414. Kemudian output dari sensor
yang nantinya akan di proses oleh
mikrokontroler.
3.2.2 Rangkaian Sistem Minimum
ATMega8535
Rangkaian ini menggunakan sistem
minimum ATMega 8535 yang
berfungsi untuk menerima data
input, kemudian mengolahnya dan
mengirimkan data output. Data
input yang diterima berasal dari
sensor pada sistem lalu data
tersebut diolah untuk kemudian
dikirim ke output (LCD). Pada sistem
pengendali ini data input nantinya
akan masuk ke dalam Port B1
mikrokontroler sedangkan
mikrokontroler akan memberikan
data output ke rangkaian driver
motor melalui Port D4 dan Port D5,
juga Port C untuk LCD. Gambar dari
rangkaian sistem minimun
mikrokontroler ATMega 8535 dapat
dilihat pada gambar 19.
3.2.3 Rangkaian Driver Motor DC
Rangkaian ini berfungsi sebagai
mengatur arah putaran motor DC
dan menggunakan L298 sebagai
sakelar pembalik tegangan pada
motor DC. Apabila mikrokontroler
mengeluarkan data output berlogika
high maka motor DC kan bergerak.
L298 sebagai pemgendali memiliki 2
masukan dan 2 keluaran, pin 5 dan 7
sebagai masukan pertama lalu
sebagai outputnya pin 2 dan 3 untuk
mengaktifkan bagian ini enable pada
pin 6 harus di beri logika high . Pada
gambar 20 dapat dilihat rangkaian
driver motor .

Rangkaian LCD

Rangkaian Sistem
Minimum ATMega8535
Gambar 21. Rangkaian Driver Motor
3.2.4 Rangkaian LCD
D4-D7 pada LCD berfungsi untuk
menerima data dari mikrokontroler.
Untuk menerima data, pin 5 pada
LCD (R/W) harus diberi logika 0, dan
berlogika 1 untuk mengirimkan data
ke mikrokontroler. Setiap kali
menerima atau mengirimkan data,
untuk mengaktifkan LCD diperlukan
sinyal E (Chip enable) dalam bentuk
perpindahan logika 1 ke logika 0.
Sedangkan pin RS ( Register
Selector ), berguna untuk memilih
intruction register (IR) atau Data
Register (DR). Jika nilai RS 1 dan R/W
1, maka akan dilakukan operasi
penulisan data ke DDRAM atau
CGRAM. Sedangkan jika RS berlogika
1 dan R/W berlogika 1, akan
membaca data dari DDRAM atau
CGRAM ke register DR. Karakter yang
akan ditampilkan ke display
mempunyai alamat tertentu pada
memori DDRAM. Pada gambar 21
dapat dilihat rangkaian LCD.
Gambar 22. Rangkaian LCD
3.4 Perancangan Program
Program yang digunakan sebagai
pemrogram alat ini adalah
CodeVision AVR dimana proses
pembuatan program tersebut terdiri
dari:
3.4.1 Flow Chart
Diagram alir Sistem Kendali Motor
Penggerak Ban Berjalan pada Sistem
Pengering Gabah otomatis Berbasis
Mikrokontroler dapat dilihat pada
gambar 23.
3.4.2 Inisialisasi
Inisialisasi merupakan bagian dari
program utama yang berfungsi
untuk melakukan persiapan
penggunaan port-port yang akan di
pakai supaya program yang di buat
dapat menggerakan suatu sistem
yang dirancang untuk
penginisialisasian portm masukan
dan port keluran. Dibawah ini adalah
potongan dari program utama untuk
inisialisasi.
#include
#include
// Alphanumeric LCD Module
functions
#asm
.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC
#endasm
#include
#include
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
PORTC=0xFF;
DDRC=0xFF;
PORTD=0xFF;
DDRD=0x30

Port

Penentuan Port
Sebelum pembuatan program
dimulai, penentuan port yang akan
dipakai pada mikrokontroler
sangatlah penting dilakukan. Pada
sistem alat ini, jumlah port yang
dipakai pada mikrokontroler ATMega
8535 sebanyak 3 port, yaitu dapat
dilihat pada tabel 6 port B sebagai
input, tabel 7 port C sebagai output
(LCD), dan tabel 8 port D sebagai
output.
Tabel 6. Port B sebagai input
PB.7 PB.6 PB.5 PB.4 PB.3 PB.2 PB.1
PB.0 KETERANGAN
1 1 1 1 1 1 0 1 Sensor Kecepatan
Tabel 7. Port C sebagai output ( LCD )
PD.7 PD.6 PD.5 PD.4 PD.3 PD.2 PD.1
PD.0 KETERANGAN
0 0 0 0 0 0 0 1 RS
0 0 0 0 0 0 1 0 RD
0 0 0 0 0 1 0 0 EN
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 D4
0 0 1 0 0 0 0 0 D5
0 1 0 0 0 0 0 0 D6
1 0 0 0 0 0 0 0 D7
Tabel 8. Port D sebagai output
PD.7 PD.6 PD.5 PD.4 PD.3 PD.2 PD.1
PD.0 KETERANGAN
0 0 0 1 0 0 0 0 MOTOR MAJU
0 0 1 0 0 0 0 0 MOTOR MAJU
3.4.4 Program PWM dan Penampil
LCD
Program ini berfungsi untuk
mengatur putaran motor DC sesuai
dengan data yang dimasukan, dan
menapilkan data yang di baca
berdasarkan data inputan dari
mikronyang akan di tampilkan ke
LCD.
TCCR1A=0xA3; lcd_init(16);
TCCR1B=0x0B; lcd_clear();
TCNT1=0x0000; lcd_gotoxy(0,0);
OCR1A=0x250; itoa(counter,text);
OCR1B=0x150; lcd_puts(text)
3.5 Program dengan Bahasa C
Perancangan sistem ini
memnggunakan bahasa
pemrograman C dengan compiler C
menngunakan perangkat lunak
CodeVision AVR. Proses pembuatan
program tersebut memiliki proses
sebagai berikut :
1. Petama adalah inisialisasi port
yang digunakan dengan
menggunakan fasilitas CodeWizard
yang ada pada CodeVision,
kemudian simpan dengan
ekstension .c, .prj, .cwp
2. Langkah berikutnya menuliskan
program pada lembar kerja
CodeVision
3. Setelah menulis program selesai
berikutnya adalah mengkompile
program seperti terlihat pada
gambar 24.
4. Setelah dikompile dan tidak ada
kesalahan langkah berikutnya
adalah mendownload program ke
dalam chip seperti gambar 25
Gambar 24. Jendela Compile
3.6 Pengujian Alat
Tahap pengujian alat bertujuan agar
dapat diketahui apakah blok
elektronika pada sistem yang dibuat
yaitu blok input, proses dan output
sesuai dengan apa yang diharapkan.
Adapun kriteria yang dilakukan
dalam pengujian alat adalah sebagai
berikut :

Pengukuran Pengujian

Instrumen Pengukuran
Instrumen pengujian yang
digunakan untuk pengukuran
tegangan rangkaian elektronika
sistem adalah multimeter dan
osiloskope. Multimeter adalah
instrumen pengukuran yang
digunakan untuk mengukur
tegangan, hambatan, dan arus baik
arus bolak balik (AC) maupun arus
searah (DC). Osiloscope adalah
instrumen pengukuran yang
digunakan untuk melihat gelombang
yang dihasilkan PWM.
Pada tahap ini, pengukuran yang
kami lakukan menggunakan
multimeter digital dengan merk
Sanwa tipe CD800a. Multimeter
digital dipilih karena hasil
pengukuran yang dihasilkan lebih
akurat dan presisi.
3.6.2 Kriteria pengukuran
Pengujian akan dilakukan pada
rangkaian elektronik yaitu pada blok
input meliputi rangkaian sensor dan
outpunya meliputi keseluruhan
driver motor DC.
a. Pengukuran Pada Rangkaian
Sensor
Tabel 9. Pengukuran rangkaian
sensor
Kondisi sensor V in V ref V out IC LM
358 V out IC 7414
Terhalang 0,6 v 129mV 4v 0
Tidak terhalang 0,6v 2,9v 4mV 4,6V
b. Pengukuran Pada Rangkaian
Driver Motor DC
Pengukuran dilakukan pada input IC
L298 dan output IC L298.
Tabel 10. Pengukuran input IC L298
Komponen kondisi
High (1) Low (0)
L298 pin 5 16,5v 320,6mV
L298 pin 7 16,4v 75mV
Tabel 11. Pengukuran ouput IC L298
Komponen kondisi
High (1) Low (0)
L298 pin 2 5 0
L298 pin 3 5 0
c. Pengukuran Gelombang PWM
(a)
(b)
Gambar 26. (a). Gelombang PWM 250
(b). Gelombang PWM 300
d. Pengukuran kecepatan putaran
motor
Tabel 12. Pengukuran Kecepatan
PWM Kecepatan (RPM) Frekuensi
(KHz)
300 180 183,10
250 120 183,10
3.7 Analisis
Secara umum rangkaian yang
digunakan dalam pembuatan Sistem
Kendali Motor Penggerak Ban
Berjalan Pada Sistem Pengering
Gabah Otomatis Berbasis
Mikokontroler terbagi menjadi tiga
blok rangkaian yaitu: Blok input
(sensor kecepatan), Blok proses
(mikrokontroler AVR Atmega8535),
dan Blok output (LCD dan driver
motor). Rangkaian sistem minimun
mikrokontroler berfungsi sebagai
otak dari alat ini yang digunakan
untuk membangkitkan sinyal pwm
dan untuk mengolah data yang
diterima blok input, dan
mengeluarkan data LCD untuk
ditampilkan.
Pembuatan Sistem Kendali Motor
Penggerak Ban Berjalan Pada Sistem
Pengering Gabah Otomatis Berbasis
Mikokontroler ini bekerja sesuai
dengan yang diinginkan setelah
diprogram menggunakan
mikrokontroler AVR Atmega8535.
Mikrokontroler akan
membangkitkan PWM untuk
menggerakan motor DC kemudian
hasil putarannya akan dibaca
dengan sensor yang kemudian
dikirimkan ke mikrokontroler untuk
diolah dan ditampilkan ke LCD. Hasil
pengujian kecepatan putaran motor
dengan duty cycle 24,14 % sebesar
120 RPM

Kesimpulan

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan
pengujian selama proses pembuatan
alat yang telah dibahas pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa alat pengatur
kecepatan putaran motor DC
dibangun dari sensor kecepatan
optocoupler sebagai input,
mikrokontroler AVR ATMega 8535
sebagai pemproses, L298 sebagai
driver motor DC yang dibangkitkan
oleh PWM melalui mikrokontroler
dan LCD sebagai output yang
menampilkan angka banyaknya
putaran dalam RPS. Alat pengatur
kecepatan ini dapat menghasilkan
putaran 24,14% On dan. 75,86% Off.
Rangkaian sensor memberikan pulsa
saat data masuk yang kemudian
data tersebut menjadi input bagi
mikrokontroler. Mikrokontroler
memproses data masukan kemudian
mengeluarkan data tersebut ke LCD,
PWM dibangkitkan melalui
mikrokontroler untuk menggerakan
motor DC dengan L298 sebagai
pengendalinya.
Pengendali akan mempertahankan
kecepatan putar motor DC agar
sesuai dengan masukan kecepatan
yang diberikan. Sehingga akan
menghasilkan kecepatan putaran
yang bervariasi dari keadaan
minimum sebesar rpm dan saat
maksimum. Dan hasilnya akan
ditampilkan pada LCD.

Hsil Pembahasan

Dari pembahasan yang telah
dilakukan ternyata pada alat ini
masih banyak terdapat kekurangan,
maka itu kami memiliki beberapa
saran yang akan disampaikan:
1. Pengatur kecepatan putaran
motor DC ini hanya merupakan alat
yang sederhana sehingga modifikasi
masih dapat dikembangkan untuk
mengatur kecepatan dengan
sensitifitas yang lebih tinggi dan
jenis motor yang digunakan.
2. Dalam mengupload suatu program
kedalam mikrokontroler sebaiknya
disimulasikan terlebih dahulu agar
kesalahan dalam program tersebut
dapat diketahui.
3. Saat pembuatan program untuk
alat yang menggunakan
mikrokontroler sebaiknya diahului
dengan membuat flow chartnya
supaya tidak sulit dalam memahami
alur dari sebuah program.
4. Penggunaan komponen driver
harus sesuai dengan besar arus
masukan motor yang digunakan, hal
ini perlu dilakukan agar tidak
merusak rangkaian.

Senin, 27 September 2010

RESISTOR, KAPASITOR, DIODA, LED, RELY ,TRANSISTOR, LDR

Resistor
Resistor adalah komponen
elektronika yang berfungsi untuk
memberikan hambatan terhadap
aliran arus listrik. Dalam rangkaian
listrik dibutuhkan resistor dengan
spesifikasi tertentu, seperti besar
hambatan, arus maksimum yang
boleh dilewatkan dan karakteristik
hambatan terhadap suhu dan panas.
Resistor memberikan hambatan agar
komponen yang diberi tegangan
tidak dialiri dengan arus yang besar,
serta dapat digunakan sebagai
pembagi tegangan.
Kapasitor
kapasitor adalah komponen elektrik
yang berfungsi untuk menyimpan
muatan listrik. Salah satu jenis
kapasitor adalah kapasitor keeping
sejajar. Kapasitor ini terdiri dari dua
buah keping metal sejajar yang
dipisahkan oleh isolator yang
disebut dielektrik. Bila kapasitor
dihubungkan ke batere kapasitor
terisi hingga beda potensial antara
kedua terminalnya sama dengan
tegangan batere. Jika batere
dicabut, muatan-muatan listrik akan
habis dalam waktu yang sangat
lama, terkecuali bila sebuah
konduktor dihubungkan pada kedua
terminal kapasitor.
Dioda
Dioda adalah devais semikonduktor
yang mengalirkan arus satu arah
saja. Dioda terbuat dari Germanium
atau Silicon yang lebih dikenal
dengan Dioda Junction. Dioda juga
digunakan pada adaptor yang
berfungsi sebagai penyearah dari
sinyal AC ke DC.
LED (Light Emitting diode)
LED merupakan komponen yang
dapat mengeluarkan emisi cahaya.
LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. Strukturnya juga
sama dengan dioda, tetapi
belakangan ditemukan bahwa
elektron yang menerjang
sambungan P-N juga melepaskan
energi berupa energi panas dan
energi cahaya. LED dibuat agar lebih
efisien jika mengeluarkan cahaya.
Untuk mendapatkan emisi cahaya
pada semikonduktor, doping yang
pakai adalah galium, arsenic dan
phosporus. Jenis doping yang
berbeda menghasilkan warna
cahaya yang berbeda pula.
Pada saat ini warna-warna cahaya
LED yang banyak ada adalah warna
merah, kuning dan hijau.LED
berwarna biru sangat langka. Pada
dasarnya semua warna bisa
dihasilkan, namun akan menjadi
sangat mahal dan tidak efisien.
Dalam memilih LED selain warna,
perlu diperhatikan tegangan kerja,
arus maksimum dan disipasi
dayanya.
Relay
Transistor tidak dapat berfungsi
sebagai sebagai switch (saklar)
tegangan DC atau tegangan
tinggi .Selain itu, umumnya tidak
digunakan sebagai switching untuk
arus besar (>5 A). Dalam hal ini,
penggunakan relay sangatlah tepat.
Relay berfungsi sebagai saklar yang
bekerja berdasarkan input yang
dimilikinya.
Keuntungan relay :
• dapat switch AC dan DC, transistor
hanya switch DC
• Relay dapat switch tegangan
tinggi, transistor tidak dapat
• Relay pilihan yang tepat untuk
switching arus yang besar
• Relay dapat switch banyak kontak
dalam 1 waktu
Kekurangan relay :
• Relay ukurannya jauh lebih besar
daripada transistor
• Relay tidak dapat switch dengan
cepat
• Relay butuh daya lebih besar
disbanding transistor
• Relay membutuhkan arus input
yang besar
Transistor
Transistor bipolar biasanya
digunakan sebagai saklar elektronik
dan penguat pada rangkaian
elektronika digital. Transistor
memiliki 3 terminal. Transistor
biasanya dibuat dari bahan silikon
atau germanium. Tiga kaki yang
berlainan membentuk transistor
bipolar adalah emitor, basis dan
kolektor. Mereka dapat
dikombinasikan menjadi jenis N-P-N
atau P-N-P yang menjadi satu
sebagai tiga kaki transistor. Gambar
di bawah memperlihatkan bentuk
dan simbol untuk jenis NPN. (Pada
transistor PNP, panah emitor
berlawanan arah).
Gambar Simbol Transistor NPN dan
PNP
rangkaian elektronik, sinyal
inputnya adalah 1 atau 0 ini selalu
dipakai pada basis transistor, yang
mana kolektor dan emitor sebagai
penghubung untuk pemutus (short)
atau sebagai pembuka rangkaian.
Aturan/prosedur transistor sebagai
berikut:
•Pada transistor NPN, memberikan
tegangan positif dari basis ke emitor,
menyebabkan hubungan kolektor ke
emitter terhubung singkat, yang
menyebabkan transistor aktif (on).
Memberikan tegangan negatif atau 0
V dari basis ke emitor menyebabkan
hubungan kolektor dan emitor
terbuka, yang disebut transistor
mati (off)
•Pada PNP transistor PNP,
memberikan tegangan negatif dari
basis ke emitor ini akan menyalakan
transistor (on ). Dan memberikan
tegangan positif atau 0 V dari basis
ke emitor ini akan membuat
transistor mati (off).
Mengenal Sensor Cahaya
Resistor jenis lainnya adalah Light
dependent resistor (LDR). Resistansi
LDR berubah seiring dengan
perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam keadaan gelap
resistansi LDR sekitar 10 MΩ dan
dalam keadaan terang sebesar 1KΩ
atau kurang. LDR terbuat dari bahan
semikonduktor seperti kadmium
sulfida. Dengan bahan ini energi dari
cahaya yang jatuh menyebabkan
lebih banyak muatan yang dilepas
atau arus listrik meningkat. Artinya
resistansi bahan telah mengalami
penurunan.
LDR digunakan untuk mengubah
energi cahaya menjadi energi listrik.
Saklar cahaya otomatis dan alarm
pencuri adalah beberapa contoh alat
yang menggunakan LDR. Akan tetapi
karena responsnya terhadap cahaya
cukup lambat, LDR tidak digunakan
pada situasi dimana intesitas cahaya
berubah secara drastis.
Gambar Sensor Cahaya LDR
Sensor cahaya berfungsi untuk
mendeteksi cahaya yang ada di
sekitar kita. Sensor yang terkenal
untuk mendeteksi cahaya ialah LDR
(Light Dependent Resistor). Sensor
ini akan berubah nilai hambatannya
apabila ada perubahan tingkat
kecerahan cahaya.
Prinsip inilah yang akan kita
gunakan untuk mengaktifkan
transistor untuk dapat
menggerakkan motor DC (mirip
dengan dinamo pada mainan mobil-
mobilan anak-anak). Perubahan nilai
hambatan pada LDR tersebut akan
menyebabkan perubahan beda
tegangan pada input basis
transistor, sehingga akan
mengaktif/nonaktifkan transistor.
Penerapan lain dari sensor LDR ini
ialah pada Alarm Pencuri.

Jumat, 24 September 2010

IC

IC adalah kepanjangan dari
Integrated Circuit. IC terbentuk dari
sebuah rangkaian yang sudah
terintegrasi dan dibuat dalam satu
buah chip komponen. Komponen IC
sering dijumpai terutama pada
Komputer, TV, Audio Hi-Fi, Radio dan
Ponsel. Jenis IC yang paling populer
adalah IC Op-Amp (operational
amplifier) dan Mikroprosessor/
Mikrocontroller. IC tersusun dari
banyak komponen semikonduktor
seperti Transistor dan Mosfet. Dalam
teknik Digital IC logika yang tersusun
dari transistor disebut IC TTL dan
yang tersusun dari Mosfet disebut IC
CMOS.
Simbol IC bermacam-macam sesuai
dengan jumlah kakinya. Biasanya
menggunakan bentuk kotak dan
segitiga.
Contoh Simbol IC :
Contoh Simbol IC
Bentuk Fisik IC :
Contoh Bentuk Fisik IC
Contoh Skema Rangkaian yang
menggunakan IC :
Contoh Rangkaian menggunakan
IC
Contoh IC :
1. Op-Amp = LM741, LM324, TL084,
LF356
2. Microcontroller = AT89C51,
AT89C2051
3. Power Amp = STK4132, STK4192,
STK050, TDA2030, TDA2050
4. TV = TA8569, TDA8841, TDA8361,
TA8718
5. Radio = LA1260, LA3361, TA2003,
TEA5711
6. Audio = LA3600, LA3220, LM1894
Mengetahui Pabrik IC melalui Nama
IC :
1. LM adalah IC buatan NATIONAL
PANASONIC
Contoh : LM324
2. LA, LB, LC adalah IC buatan SANYO
Contoh : LA1260, LB1403, LC7213
3. CXA, CXD adalah IC buatan SONY
Contoh : CXA1213, CXD1051
4. TDA, TBA, TEA adalah IC buatan
PHILIPS dan SGS THOMPSON
Contoh :TDA8361, TBA120,
TEA5711
5. TA, TB, TC adalah IC buatan
TOSHIBA
Contoh : TA8210, TB1229, TC1209
6. KA, KB adalah IC buatan SAMSUNG
Contoh : KA431
7. STK adalah IC Power buatan SANYO
Contoh : STK050

Multimeter digunakan untukmengukur arus DC

Untuk mengukur arus DC dari suatu
sumber arus DC, skalar pemilih pada
multimeter diputar ke posisi DCmA
dengan batas ukur 500 mA. Kedua
test lead multimeter
dihubungkan secara seri pada
rangkaian sumber DC (perhatikan
Gambar 4 di bawah)
Multimeter digunakan untuk
mengukur arus DC
Ketelitian paling tinggi akan
didapatkan bila jarum penunjuk
multimeter pada kedudukan
maksimum. Untuk mendapatkan
kedudukan maksimum, skalar pilih
diputar
setahap demi setahap untuk
mengubah had ukurnya dari 500 mA;
250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu
diperhatikan adalah bila jarum sudah
didapatkan kedudukan maksimal
jangan sampai batas ukurnya
diperkecil lagi, karena dapat
merosakkan multimeter.

multimeter digunakan untuk mengukur Voltan AC

Multimeter digunakan untuk
mengukur Voltan AC
Untuk mengukur voltan AC dari
suatu sumber elektrik AC, skalar
pemilih multimeter diputar pada
kedudukan ACV dengan batas ukur
yang paling besar misal 1000 V.
Kedua
test lead multimeter dihubungkan ke
kedua kutub sumber elektrik AC
tanpa memandang kutub positif
atau negatif. Selanjutnya caranya
sama dengan cara mengukur voltan
DC di atas.

mutitester sebagai pengukur volt DC

Multimeter digunakan untuk
mengukur Voltan DC
Untuk mengukur Voltan DC (misal
dari bateri atau power supply DC),
skalar pemilih multimeter ditetapkan
pada kedudukan DCV dengan had
ukur yang lebih besar dari voltan
yang akan diukur. Test lead merah
pada kutub (+) multimeter
dihubungkan ke kutub positif
sumber voltan DC yang akan diukur,
dan test lead hitam pada kutub (-)
multimeter dihubungkan ke kutub
negatip (-) dari sumber tegangan
yang akan diukur. Hubungan
semacam ini disebut hubungan
paralel. Untuk mendapatkan
ketelitian yang paling tinggi,
usahakan jarum penunjuk meter
berada pada kedudukan paling
maksimum, caranya dengan
memperkecil batas ukurnya secara
bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V
dan seterusnya. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah bila jarum
sudah didapatkan kedudukan
maksimal jangan sampai batas
ukurnya diperkecil lagi, karena dapat
merosakkan multimeter.

multi tester sebagai pengukur ringtangan

Multimeter digunakan untuk
mengukur rintangan
Untuk mengukur rintangan suatu
resistor, posisi skalar pemilih
multimeter diatur pada kedudukan
dengan batas ukur x 1. Test lead
merah dan test lead hitam saling
dihubungkan dengan tangan kiri,
kemudian tangan kanan mengatur
tombol pengatur kedudukan jarum
pada posisi nol pada skala . Jika
jarum penunjuk meter tidak dapat
diatur pada posisi nol, berarti
baterainya sudah lemah dan harus
diganti dengan baterai yang baru.
Langkah selanjutnya kedua hujung
test lead dihubungkan pada hujung-
hujung resistor yang akan diukur
rintanganya. Cara membaca
penunjukan jarum meter sedemikian
rupa sehingga mata kita tegak lurus
dengan jarum meter dan
tidak terlihat garis bayangan jarum
meter. Supaya ketelitian tinggi
kedudukan jarum penunjuk meter
berada pada bagian tengah daerah
tahanan. Jika jarum penunjuk meter
berada pada bagian kiri (mendekati
maksimum), maka batas ukurnya di
ubah dengan memutar skalar
pemilih padaposisi x 10. Selanjutnya
dilakukan lagi pengaturan jarum
penunjuk meter pada kedudukan
nol, kemudian dilakukan lagi
pengukuran terhadap resistor
tersebut dan hasil pengukurannya
adalah penunjukan jarum meter
dikalikan
10 . Apabila dengan batas ukur x 10
jarum penunjuk meter masih berada
di bagian kiri daerah tahanan, maka
batas ukurnya diubah lagi menjadi K
dan dilakukan proses
yang sama seperti waktu mengganti
batas ukur x 10.Pembacaan hasilnya
pada skala K, yaitu angka
penunjukan jarum meter dikalikan
dengan 1 K

cara pengaturan awal multimeter

Adapun cara pemakaian multimeter
adalah pertama-tama jarum
penunjuk meter diperiksa apakah
sudah tepat pada angka 0 pada
skala DCmA , DCV atau ACV posisi
jarum nol di
bagian kiri (lihat gambar 3a), dan
untuk skala ohmmeter posisi jarum
nol di bagian kanan (lihat gambar
3b). Jika belum tepat harus diatur
dengan memutar sekrup pengatur
kedudukan jarum penunjuk meter ke
kiri atau ke kanan dengan
menggunakan obeng pipih (-) kecil.

bagian bagian multimeter

ultimeter dapat
dijelaskan bagian-bagian dan
fungsinya :
(1) Sekrup pengatur kedudukan
jarum penunjuk (Zero
Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur kedudukan
jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke
kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih
kecil.
(2) Tombol pengatur jarum penunjuk
pada kedudukan zero
(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi
untuk mengatur
jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi (Ohm),
test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam),
kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke
kiri atau ke kanan
sehingga menunjuk pada kedudukan
0 .
(3) Saklar pemilih (Range Selector
Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan
batas ukurannya.
Multimeter biasanya terdiri dari
empat posisi
pengukuran, yaitu :
(4) Posisi (Ohm) berarti multimeter
berfungsi sebagai
ohmmeter, yang terdiri dari tiga
batas ukur : x 1; x 10;
dan K 
(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti
multimeter berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri
dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti
multimeter berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri
dari lima batas ukur :
10; 50; 250; 500; dan 1000.
(7) Posisi DCmA (miliampere DC)
berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter
DC yang terdiri dari
tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
(8) Tetapi ke empat batas ukur di
atas untuk tipe
multimeter yang satu dengan yang
lain batas ukurannya
belum tentu sama.
(9) Lubang kutub + (V A Terminal),
berfungsi sebagai
tempat masuknya test lead kutub +
yang berwarna
merah.
(10) Lubang kutub – (Common
Terminal), berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead
kutub - yang
berwarna hitam.
(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity
Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC
atau AC.
(12) Kotak meter (Meter Cover),
berfungsi sebagai tempat
komponen-komponen multimeter.
(13) Jarum penunjuk meter (Knife –
edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang
diukur.
(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai
skala pembacaan
meter.

Rabu, 15 September 2010

op-amp lm324

COMPARATOR
Op amp sebagai komparator/
pembanding
Jika om amp digunakan sebagai
komparator maka nilai output akan
ditentukan oleh perbandingan input
(+) dan input (-). Jika input (+) lebih
besar daripada (-) maka pada output
akan keluatt egangan sekitar Vcc-1
sebaliknya jika (+) lebih kecil dari (-)
maka output akan bernila 0 volt.
Seperti gambar berikut:
Posted by Electronic Circuit at
Sunday, August 30, 2009
0 comments
Labels: komparator, op amp,
pembanding
BUFFER
Rangkaian buffer adalah rangkaian
yang inputnya sama dengan hasil
outputnya. Dalam hal ini seperti
rangkaian common colektor yaitu
berpenguatan = 1. Rangkaiannya
seperti pada gambar berikut ini Nilai
R yang terpasang gunanya untuk
membatasi arus yang di keluarkan.
Besar nilainya tergantung dari
indikasi dari komponennya, biasanya
tidak dipasang alias arus
dimaksimalkan sesuai dengan
kemampuan op-ampnya.
Posted by Electronic Circuit at
Sunday, August 30, 2009
0 comments
Labels: arus, lm324, op amp
NONINVERTING AMPLIFIER
Rangkaian non inverting ini hampir
sama dengan rangkaian inverting
hanya perbedaannya
adalah terletak pada tegangan
inputnya dari masukan noninverting.
Output pada penguat ini selalu lebih
dari satu dan selalu positif. Penguat
jenis ini juga sering digunakan untuk
memperkuat sinyal/tegangan yang
dihasilkan sebuah sensor. skemanya
sbb:
Posted by Electronic Circuit at
Sunday, August 30, 2009
0 comments
Labels: amplifier, noninverting, op
amp, pemguat
INVERTING AMPLIFIER
IC op amp salah satunya adalah
LM324 merupakan IC multifungsi
diantaranya adalah digunakan
sebagai penguat inverting. Yautu
penguat yang mengasikan tegangan
(-) saat input berniali (+). Skemanya
adalah sebagai berikut.
Dalam sebuah IC op amp LM324
terdapat 4 buah gerbang. untuk
lebih jelasnya bisa dilihat di
datasheet.
Posted by Electronic Circuit at
Sunday, August 30, 2009
0 comments
Labels: inverting, lm324, op amp,
penguat
friday, july 31, 2009
ALARM SUHU
Jika suhu dingin maka input
inverting (-) dari op amp aka lebi
besar dari non inverting(+).
sehingga outpu om pamp sama
dengan 0 volt. dan transistor OFF
sehingga relaly OFF. Jika suhu panas
maka hambatan termistor rendah
sehingga tegangan yang masuk ke
(+) akan lebih besar daripada (-).
Sehingga output op amp akan
mengaktifkan transistor dan relay
aktif. Relay dapat kita hubungkan ke
alarm ataupun lampu 220 Vac. Untuk
mengatur berapa besar suhu yang
bisa mengaktifkan om amp bisa
digeser nilai VR

op-amp

Rangkaian non inverting
ini hampir
sama dengan rangkaian
inverting
hanya perbedaannya
adalah terletak pada
tegangan
inputnya dari masukan
noninverting.
Output pada penguat ini
selalu lebih
dari satu dan selalu positif.
Penguat
jenis ini juga sering
digunakan untuk
memperkuat sinyal/
tegangan yang
dihasilkan sebuah sensor.
skemanya
sbb
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls